Ada banyak taman di kota Surabaya - Jawa Timur. Salah satunya adalah Taman Apsari yang berada di jalan Pemuda dan berhadapan dengan Gedung Grahadi - Surabaya. Walau relatif kecil, taman ini terasa sejuk dan tenang, meski tempatnya di tengah kota.
Di area seluas 5.300 m2 itu dilengkapi lebih kurang 20 jenis bunga dan tanaman. Di sela bunga dan tanaman itu di sediakan jogging track yang nyaman untuk jalan-jalan. Sebagian anak muda bahkan menggunakannya untuk bermain skateboard. Banyak juga yang memanfaatkannya sebagai tempat berkumpulbersama teman, pasangan, keluarga, kpmunitas dan sebagainya.
Yang menarik, di bagian tengah taman ini terdapat monumen patung Gubernur Suryo yang merupakan Gubernur Jawa Timur yang pertama. Di bagian bawah monumen patung itu terdapat prasasti yang bertuliskan petikan pidato Gubernur Suryo pada tanggal 9 Nopember 1945 di Radio NIROM - Jalan Embong Malang
Dalam pidato itu, Gubernur Suryo menyerukan :
" Berulang-ulang telah kita kemukakan bahwa sikap kita ialah : Lebih baik hancur daripada dijajah kembali. Juga sekarang dalam menghadapi ultimatum pihak Inggris kita akan memegang teguh sikap ini. Kita tetap menolak ultimatum itu. "
Taman Apsari merupakan salah satu dari 3 taman peninggalan Belanda. Taman peninggalan Belanda lainnya yaitu Taman Surya dan Taman Jayengrono. Pada jaman Belanda, taman Apsari bernama Taman Simpang atau Kroesen Park.
Nama Taman Simpangkarena lokasi lahan taman berada bernama Simpang. Sekarang lahan taman berubah nama menjadi Jl, Pemuda. Sedangkan nama Kroesen Park diambil dari nama Residen J.C. Th. Kroesen yang berkuasa di tahun 1888-1896.
Pada tahun 1795 taman Apsari di bangun bersamaan dengan dibangunnya Gedung Grahadi. Kala itu penguasa tunggal (Gezaghebber) Belanda yaitu Dirk Van Hogendorp (1794-1798) beranggapan bahwa tempat kediaman resminya di dekat Jembatan Merah kurang sesuai dengan kedudukannya. Ia memilih sebidang lahan di tepi Kalimas untuk membangun sebuah rumah taman yang lebih representatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar