Rabu, 09 September 2020

Produksi Mobil Indonesia Berpotensi Menggeser Thailand

Indonesia berpotensi menggeser posisi Thailand sebagai negara yang memproduksi mobil terbanyak di Asia Tenggara. Meski Thailand memproduksi mobil dua kali lipat dari Indonesia, namun untuk pasar domestik Indonesia lebih unggul.

Secara domestic market 2019, Indonesia menduduki peringkat 15 dunia, sementara Thailand berada di posisi ke-16.

"Nah Thailand ini di domestik marketnya memasuki 1 juta unit, sementara Indonesia sudah 1 juta. Namun setelah beberapa tahun kita kisarannya 1.100.000 - 1.130.000 unit. Ini yang kita harapkan ditingkatkan, tapi sayangnya di 2020 datang pandemi. Jadi dari kaca mata domestik, Indonesia menduduki peringkat satu, karena pasar domestik kita di kisaran 1,32 juta unit, kemudian diikuti Thailand, dan Malaysia," kata Kukuh Kumara, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Otomotif Indonesia (Gaikindo).

Penjelasan tersebut disampaikannya dalam webinar Diskusi Virtual Industri Otomotif yang diinisiasi Forum Wartawan Otomotif Indonesia (Forwot) dan Forum Wartawan Industri (Forwin), Kamis (12/11).

Dari sisi kapasitas produksi, pabrik otomotif di Indonesia tidak kalah dari Thailand. Kapasitas produksi Indonesia saat ini sekitar 2,4 juta unit mobil per tahun. Dari kapasitas tersebut, Indonesia baru menggunakannya 54 persen, atau sekitar 1 juta unit setahun.

"Kalau dioptimalkan bisa dibayangkan bisa memberikan tambahan lapangan pekerjaan bagi orang Indonesia. Kami Gaikindo bekerjasama dengan pemerintah berupaya apa saja untuk mengoptimalkannya," ujarnya.

Untuk mengoptimalkan kapasitas produksi, pembelian kendaraan bermotor selalu memerlukan dukungan dari sektor keuangan. Pasalnya 80 persen pembelian kendaraan bermotor menggunakan jasa keuangan. Ini juga berimbas pada penciptaan lapangan kerja baru.

"Belum lagi ada sektor asuransi. Itulah eksosistem yang muncul, belum lagi perusahaan kecil UMKM dan sebagainya. Bisa adibayangkan jika industri ini tumbuh, maka ada ada lapangan perkerjaan baru. Tapi saat ini masih 54 persen utilisasinya. Kalau dioptimalkan paling tidak ada tambahan 1 juta pekerja di sektor ini," jelasnya.

Saat ini rasio kepemilikan mobil Indonesia masih dibawah Thailand dan Malaysia jika dilihat dari jumlah penduduk. Rasio kepemilikan mobil di Indonesia di angka 87 dari 1000 penduduk. Namun saat ini naik ke 99 per 1000 penduduk.

Indonesia dengan 270 juta penduduk tertinggal dari Malaysia yang sekitar 29 juta penduduk, rasio kepemilikikan mobil lebih 400 unit per 1.000 penduduk. Lalu Thailand dengan 70 juta penduduk, rasio kepemilikannya 200 unit mobil per 1.000 penduduk..

"Kalau dilihat dari rasio kepemilikan kita, itu per 1.000 orang kita masih di angka 87 dengan produksi 1,1 juta. Artinya kalau dari rasio kepemilikan, maka masyarakat yang punya pendapatan cukup bagus, ditingkatkan dua kali lipatnya saja, sekitar 170, maka kapasitas kita bisa full production," paparnya.

Menurut dia, sepertiga pasar kendaraan bermotor roda empat atau lebih di Asia Tenggara berasal dari Indonesia. Karena itu industri otomotif Indonesia harus melihat potensi pasar di selatan, seperti Australia dan Selandia baru, termasuk dengan mempelajari kendaraan yang cocok untuk negara ersebut

"Ada beberapa negara sekarang ini yang mulai melirik ke selatan istilahnya. Jadi kalau mau mencari pertumbuhan bergeraklah ke arah selatan kalau melihat dari utara. Intinya semua pertumbuhan ada di Asia, mulai dari Cina, India dan kemudian Indonesia. Di ASEAN, Indonesia salah satu yang berpotensi," katanya.

Dia berharap ada peningkatan utilisasi, baik domestik maupun ekspor, sehingga mendorong kenaikan produksi. "Mungkin produksinya juga akan jauh lebih meningkat, potensinya ada di sana. Iini yang perlu kita upayakan terus," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar